Saturday, August 22, 2009

Ramadhan di Jerman

Menjelang Ramadhan ini, tidak tampak kemeriahan ataupun nuansa-nuansa akan penyambutan Bulan yang suci di negeri ini. Bahkan aku sendiri belum begitu jelas kapan hari pertama Ramdhan karena suasananya sungguh lain dengan di Indonesia.
Namun di hari pertama puasa, rasanya sungguh berat menjalaninya di Jerman yang mana umat Islamnya sangat sedikit. Banyak sekali terlihat orang-orang bule yang masih enak menikmati kopi di kafe-kafe pinggir jalan, maklumlah mereka tidak mengerti apa itu Ramadhan.
Hari ini aku saur jam 1 malam dan langsung melanjutkan tidur hingga pagi hari. Alhamdulillahnya cuaca yang biasanya panas sekitar 30an derajat hari ini mendadak menjadi 20an derajat, sehingga kesejukannya sedikit meringankan tenggorokan yang sedang menahan dahaga.
Meski siang ini aku harus bersih-bersih halaman yang cukup luas di Wisma Indonesia Berlin, namun dengan cuaca yang sejuk kekuatanku untuk bekerja masih terjaga hingga sore hari sekitar jam 4an setelah pulang dari Jumatan, rasanya jam untuk berbuka mulai melambat. Mungkin kalo aku puasa di Indonesia, jam 4 atau jam 5 sore waktu yang tepat untuk mencari bekal buat berbuka, namun di sini berbeda, waktu berbuka dimulai jam 20.25 artinya dari jam 4 sore hingga waktu berbuka masih panjang sekitar 4,5 jam.
Apalah daya, memang begitulah waktu yang telah ditetapkan Allah SWT. Meski agak payah, namun Alhamdulillah puasa pertamaku di Jerman dapat kulalui dengan baik. Semoga puasa kali ini memberikan barokah bagiku dan umat islam di penjuru dunia. Amin.

Thursday, August 13, 2009

hauptbahnhof in Berlin, Stasiun Gambir di Jakarta



Sekilas houpbahnhof di Berlin ini tidak terlihat seperti stasiun pada umunya, bahkan ketika pertama kali saya melihatnya layaknya seperti mall-mall di Jakarta karena kemegahannya. Houptbahnhof adalah bahasa Jerman yang berarti Stasiun utama, layaknya Stasiun Gambir di Jakarta. Houptbahnhof ini adalah salah satu bangunan di Jerman yang pengerjaan dilakukan 24 jam sebagai bagian dari program untuk memudahkan para penggila bola melakukan perjalanan di Jerman dalam rangka Piala Dunia 2006.

Kecanggihan houptbahnhof ini sungguh menakjubkan. Stasiun dengan beberapa lintasan rel yang bertingkat-tingkat, dan meskipun kereta api hilir mudik di dalam stasiun ini, namun saya sendiri tidak merasakan kebisingan yang berarti seperti kebisingan yang saya rasakan pada waktu berada di Stasiun Gambir. Entah teknologi apa yang mereka gunakan untuk meredam suara-suara bising kereta, yang jelas sungguh nyaman berada di dalam houpbahnhof ini.

Selain kereta dan para penumpang yang berseliweran, di dalam houptbahnhof ini sudah seperti berada di dalam Bandara Internasional saja. Terlihat beberapa counter-counter branded memajang barang dagangan mereka. Semua yang dibutuhkan oleh pengguna transportasi kereta terakomodir di dalam Houptbahnhof.

Sering saya membayangkan seandainya Stasiun Gambir berubah seperti Houptbahnhof ini, atau minimal suara kebisingan kereta-kereta yang ada dapat dikurangi sehingga kenyamanan para pengguna jasa kereta api semakin membaik. Dengan begitu tentunya konsumen yang akan menggunakan jasa kereta api di Indonesiapun akan semakin meningkat.

Monday, August 10, 2009

Bersihin Wisma Indonesia

bangun pagi.....
habis shubuhan langsung cabut ke taman dengan membawa peralatan perangku,,maklum bagian dari hobiku. tanpa disuruh pun aku pasti sudah siap-siap untuk rapiin tanaman agar terlihat bersih dan enak dipandang mata.

Maklumlah kan minggu depan sudah mau 17an di Wisma ini, ada upacara bendera dan makan-makan pesta bagi para student di Berlin dan sekitarnya yang jarang makan masakan Indonesia,, (pada dateng ya prend..)

Emang kerja keras bener hari ini, dari jam 6 dah mulai bersih nah baru kelar tuh jam 11 siang,,tapi semua itu juga karena ada mandornya,,hehehe. Coba kalo karena keinginan sendiri pasti dua jam aja udah tepar deh,,hahaha.

Maklumlah dimandorin habisnya udah di gaji gede sie,,,wekekeke..