Sunday, April 18, 2010

Menggabungkan Mimpi, Usaha dan Doa

Bermimpi dan bermimpilah, tidak ada yang akan melarangmu untuk bermimpi. Bagiku pribadi mimpi ataupun harapan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan ini. Dengannya aku merasa lebih bersemangat dalam berusaha dan berdoa. Namun ada aturan dasar menurutku yang harus dipegang dalam bermimpi, yaitu janganlah takut jika mimpi itu tidak terkabulkan, karena mungkin memang hal itu belum menjadi yang terbaik untuk kita.

Meski ada saja mimpi yang dikabulkan namun ada juga tentunya yang tidak dikabulkan, bahkan ada yang tidak diimpikan malah terwujud dengan sendirinya. Apapun yang terjadi semua itu harus disyukuri dengan keikhlasan. Kegagalan yang pernah kualami malah menjadi pembelajaran yang berarti bagiku untuk dapat lebih maju dan terus berusaha menjadi yang terbaik.

Dengan berlatar belakang dari keluarga yang sederhana dan biasa-biasa saja, menjadi suatu kenikmatan tersendiri bagiku untuk bermimpi tentang banyak hal. Hal yang paling sederhana dan masuk akal yang selalu kuimpikan adalah menjadi lebih baik dari keadaan keluarga yang sekarang. Memiliki pekerjaan yang layak, mempunyai istri yang baik dan sholekhah, memiliki keturunan yang berbakti kepada orang tua, serta memiliki rumah sendiri meski hanya sebagai tempat untuk berteduh.

Ketika waktu wisuda sarjanaku menghampiri, suasana batin sangat berkecamuk, sepertinya ada suatu beban berat yang harus kuhadapi. Namun dengan semangat mimpi yang sudah kubentuk, maka kujanlankan rencana-rencana yang telah kususun sedemikian rupa dan berharap apa yang kurencanakan diridhoi olehNya. Dan Alhamdulillah hanya beberapa saat waktu yang kuhabiskan untuk beristirahat setelah lepas dari bangku kuliah.

Betapa gembiranya ayah ibuku ketika aku menelpon dari kos yang cukup reyot di Jakarta untuk mengabarkan bahwa aku telah diterima kerja di suatu Law Firm paling tersohor di Indonesia. Ya, meski secara batin aku dan keluargaku tidak begitu menaruh simpati terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan hukum, namun kuyakinkan dalam diri bahwa ini hanyalah sebuah batu loncatan untuk mencari pengalaman.

Seiring waktu terus bergulir, banyak hal yang telah terjadi dalam hari-hariku selama bekerja di Jakarta selama kurang lebih 2 tahun. Waktu yang belum cukup lama untuk menjadikan itu sebagain sebuah pengalaman yang akan dijadikan pegangan untuk berperang. Ntahlah, ada karunia apa dari Allah untukku dan mungkin keluargaku karena begitu mudahnya aku dan abangku yang merantau ke Jakarta mendapatkan tempat untuk menopang hidup. Apakah karena doa ayah ibuku yang selalu menyertai kami? Bahkan kejadian yang terakhir ini hingga aku bisa berangkat ke Berlin seperti sebuah mimpi yang datang di siang bolong. Sungguh diluar kendali akal manusia. Ketika tiba-tiba sedang mengganti ban motor yang sobek di Weleri bersama abangku, karena hendak melayat salah satu adek kandung ayah di Kudus, ada telepon masuk dari seseorang yang hampir tidak pernah menelepon, dan tanpa banyak bicara menawarkan pekerjaan di Berlin.

Begitulah mimpi, usaha dan kekuatan doa jika digabungkan akan menjadi sesuatu yang dahsyat. Meski mimpiku cukup sederhana, namun aku tidak pernah menyesalinya kenapa hanya bermimpi sebatas itu, karena aku tahu kemampuanku dan Allah lebih tahu yang terbaik untukku. Semoga Allah membalas kebaikan kepada orang-orang yang telah memberikan bantuan kepadaku hingga aku dapat menulis sebuah blog di depan laptop mungilku ini. Amin.

Berlin,
after driving and hunting sunset 'tired'
22.22 18.04.2010

No comments: