Saturday, July 31, 2010

Memilih Cakrawala Dunia

Pernahkah kita membayangkan diri kita akan menjadi penulis hebat? rasa-rasanya sangat sulit untuk mewujudkan hal tersebut. Bahkan untuk menulis beberapa paragraf saja menurutku membutuhkan energi yang banyak. Itu menurutku, ntahlah dengan para penulis-penulis hebat yang ada di tanah air ini.

Ketika liburan beberapa waktu lalu kusempatkan untuk sedikit melihat-lihat buku di toko buku, baik Gramedia, Gunung Agung maupun Toga Mas. Ketika aku menginjakkan kaki dipintu masuk, rasa-rasanya kita seperti memasuki taman bermain yang dipenuhi dengan berbagai macam hiburan, ya hiburan yang berbentuk tulisan. Tidak cukup satu jam untuk hanya sekedar melihat-lihat berbagai macam judul buku yang bertebaran di atas lantai maupun rak-rak buku.

Ternyata perkembangan dunia tulis menulis dan dunia percetakan berkembang seiring sejalan. Dan itu semua juga berkat munculnya bakat-bakat menulis dari generasi bangsa ini, baik yang muda ataupun beranjak tua. Mereka semua engan mudahnya menelurkan ide-ide yang terkadang kita tidak pernah terbesit untuk memikirkannya, yang kemudian membuka cakrawala keilmuan kita tentang suatu hal yang baru bagi diri kita.

Namun bagaimanapun mudahnya kita menemukan sebuah buku dengan judulnya yang khas, tentu sebaiknya tidak dengan serta merta kita terpukau dan langsung ngembat buku-buku tersebut tanpa mengetahui dengan baik siapa penulis, penerbitnya dan sedikit review tentang isi buku tersebut di sisi belakangnya. Alih-alih kita akan mendapatkan ilmu, nanti malah kesalahan pemahaman tentang suatu hal yang akan kita dapaptkan jika kita tidak jeli untuk memilah milih terlebih dahulu.

Mungkin sebelum masuk toko buku bolehlah kita menentukan dulu kebutuhan akan buku yang kita inginkan, termasuk diriku yang awalnya hanya membutuhkan buku-buku latihan bahasa jerman untuk pemula. Namun itu keinginan sebelum kaki memasuki pintu toko, setelah itu ya terserah anda mau ambil buku yang mana asal inget aja budjet di kantong ya :D

Meski banyak pilihan, namun untuk menetukan arah tangan dalam mengambil buku yang cocok tentu tidaklah mudah. Pertama mata kuarahkan ke deratan buku-buku yang ada, kemudian otak bereaksi untuk meminta tangan untuk mengambil buku yang menurut mata ini menarik untuk untuk dilihat, dan selanjutnya membaca sedikit reviewnya. Dan untuk melakukan itu semua diseluruh penjuru toko tentunya bisa dihitung sendiri berapa waktu yang diperlukan, tentu waktu satu jam belumlah cukup. So, sediakan waktu yang cukup untuk mendapatkan buku-buku yang menarik dan bermanfaat.

Salam,
Berlin 09.23 31.07.2010

Tuesday, July 27, 2010

Percaturan Kehidupan

Tak lama setelah menyelesaikan liburan dari Indonesia dan kembali beraktifitas di KBRI Berlin, ada aktifitas baru bagi sebagian rekan kerja yang sudah lama tidak aku temukan dalam suasana lingkunganku. Catur, sebuah permainan yang cukup sulit untuk kujalani, tapi ternyata tidak bagi sebagian yang lain.

Meski sewaktu kecil aku pernah menjadi juara 1 lomba catur antar RT dalam rangka HUT RI waktu itu, namun beranjak dewasa dan tua ini rasa-rasanya cukup berat untuk menyentuh kembali bidak-bidak dalam kotak hitam dan putih itu. Berat rasanya untuk duduk berhadapan dengan seseorang untuk dalam waktu yang cukup lama, karena sudah dapat dipastikan bahwa kalau aku bermain catur tidaklah cukup waktu 30 menit untuk menyelesaikan hingga skak mat.

Menurutku kemunculan permainan ini seiring dengan dilombakannya Catur dalam HUT RI kali ini membawa angin sejuk bagi si Komar dan Pak Awang serta beberapa rekan driver yang biasa standby di Keller. Untuk membunuh waktu yang ada, sungguhlah Catur menjadi ajang penyaluran bakat yang tidak membosankan. Permainan catur bukanlah permainan eksakta yang pergerakannya dapat ditebak, tapi lebih rumit dari itu semua.

Setiap bidak memiliki peran masing-masing. Namunlah Raja lah yang paling utama, karena tanpa seorang Raja -pemimpin- tentulah bidak-bidak yang lain sudah tidak dapat dimainkan dalam lembaran hitam dan putih itu. Dalam catur, adalah kejelian untuk melihat suatu visi ke depan, memikirkan 2-3 langkah ke depan. Berusaha membaca pergerakan lawan 2-3 langkah ke depan. Berusaha membaca pergerakan lawan artinya kita diminta untuk dapat melihat bidak itu dalam posisi lawan yang sedang bermain. Kalau dicermati dengan baik, secara filosofis Catur merupakan permainan yang penuh makna untuk menuntun kita dalam menetukan arah kehidupan ini. Jadi ingin seperti apakah karakter kita dalam permainan catur?


Salam,
Berlin 12.20 27.07.2010





Sunday, July 25, 2010

Kesatuan Dengan Alam


Duduk dipinggir muara sungai atau dibebatuan pantai memasang kail dan umpan dibawah terik matahari merupakan kegiatan wajib bagiku setiap kali pulang ke Weleri. Rasanya kurang begitu afdhol ketika pulang ke rumah tidak melaksanakan hajatan ini. Memancing, hoby yang tidak semua orang menyukainya, begitu juga diriku dahulunya, sama sekali tidak berminat. Tapi ketika melihat ayah dan saudara-saudara nyekik ikan sepertinya itu merupakan hoby yang sangat menarik untuk dicoba.



Sebagian orang mengatakan hoby memancing juga melatih kesabaran, ya mungkin ada betulnya juga, tapi itu untuk orang yang tidak hoby dengan kegiatan ini. Namun untuk yang hoby, mancing ya mancing, mau dapat atau nggak itu bukanlah suatu masalah, yang penting duduk dipinggir sungai dan menikmati alam yang terkadang kita lupakan. Kegiatan yang melibatkan alam merupakan aktifitas yang sangat mengasikkan bagiku, dan itu sendiri melatih kemandirian jika dapat diterapkan sejak kecil.

Saat ini mungkin banyak orang-orang tua yang mengikutsertakan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan outbound yang menyedot banyak uang hanya untuk sebuah permainan yang menurutku sangat sederhana. Permainan yang sebenarnya tidak perlu mengeluarkan hasil keringat dalam sebulan, akan tetapi karena kondisi lingkungan yang terkadang sudah berubah, maka tentu tidak ada salahnya memberikan putra-putri kita pengalaman untuk berkenalan dengan alam meski tidak senatural yang semestinya karena dikelola oleh suatu agen. Dengan itu semua, para orang tua tentunya berharap bahwa mental anak-anaknya akan berubah sejalan dengan makna yang terkandung dalam setiap permainan outbound.

Bagi sebagian anak-anak yang hidup dan besar di desa, seperti saya, segala hal yang berhubungan dengan alam tidaklah asing. Berangkat bermain dengan badan bersih dan pulang sudah tidak berbentuk adalah hal biasa bagiku, ya paling-paling disuruh ngerendem sendiri pakaian kotornya bisa gak ngotorin pakaian lainnya saat akan di cuci. Badan hitam kelam menyisakan warna putih dibalik kulit yang tertutup kaos singlet. Tapi itu dulu.

Tapi sekarang, meski sudah begini, rasanya hidup ini tidak bisa dipisahkan dari kegiatan bergulat dengan alam. untuk mengakomodir keinginan itu mungkin saat ini hanya memancing dan terkadang mendaki gunung menjadi hoby yang selalu ingin kujalani. Sebenarnya ada hal baru yang saat ini ingin aku coba perdalam yaitu diving. Menyelam seperti sangat mengasikkan, menikmati indahnya dunia di kedalaman laut, sisi yang tidak semua orang bisa menjamahnya. Sayangnya belum ada waktu yang pas untuk mengapresiasikan keinginan tersebut meski secara finansial sudah bisa kalau hanya untuk membayar biaya pelatihannya.

Rencana adalah rencana, dan tentunya semua orang ingin semua rencananya dapapt berjalan dengan baik. Bagitu juga diriku, dan semoga keinginan tersebut akan dapapt terwujud meski tidak dalam waktu dekat ini tentunya.

Salam,
Berlin 14.11 25.07.2010

Friday, July 23, 2010

Senyuman Keduanya


-->
-->
Rutinitas dalam bekerja telah dimulai. Bahkan sehari ketika jetlag masih membayangi, tanggung jawab dalam bekerja sudah menanti. Menjemput dan menemani tamu yang merupakan pekerjaan protokoler menjadi tugas pertama yang harus kulaksanakan hingga tengah malam, yang artinya aku harus menahan-nahan rasa kantukku yang sudah mulai merasukiku ketika pukul 18.00 waktu Berlin atau sama dengan jam 23.00 wib. Dan tugas itu baru selesai pukul 23.00 waktu Berlin, berarti aku harus menahan kantuk dan tidak tidur hingga jam 04.00 wib.
Tugas dan tanggung jawab dalam bekerja merupakan hal yang akan dialami oleh semua orang, ntah itu PNS, wiraswasta ataupun para buruh seperti saya ini. Semua memiliki tanggung jawab masing-masing dan sesuai dengan kadarnya ("Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" -QS. Al Baqarah:286). Dari situlah kita patut meyakini bahwa kita akan selalu mampu untuk menghadapi berbagai tantangan hidup ini dengan tanpa membawa beban yang ada ke dalam urusan pribadi kita. Cukuplah lembar-lembar kertas berhenti di depan pintu kantor dan tidak ikut terbawa ke luar hingga memasuki pintu rumah kita.

Begitu pula halnya dengan liburan satu bulan kemaren. Rasanya waktu yang ada di Indonesia hanyalah untuk menikmati kebahagian bersama keluarga dan orang-orang terdekat dan melupakan segala tetek bengek yang ada di salah satu kota paling teratur di eropa, Berlin. Berkunjung ke sana kemari, bercerita dengan sepuas hati dan dengan lantangnya menggelegarkan mulut ini untuk rileks sejenak dengan terbawa selepas-lepasnya yang tentunya tidak pernah kulakukan di Berlin.
Indonesia, bagaimanapun kondisinya adalah negaraku. Dan di sanalah semua cerita tentangku bermuara. Liburan yang sangat memberikan kesan mendalam bagiku dan juga keluargaku. Karena untuk pertama kalinya setalah dua dasawarsa kami tidak bertamasya bersama-sama, meskipun masih terasa kurang dengan tidak bergabungnya sang abang dan keluarganya. Dan itu yang akan menjadi tantangan bagi kami untuk dapat mewujudkannya suatu saat agar dapat menjadwalkan diri dan keluarga demi berkumpul dengan keluarga besar yang sangat berharga.
Kulihat dengan jelas senyum ayah dan ibu. Ya, sebuah senyum kebahagiaan menurutku dapat berkeliling kota-kota lain bersama anak dan cucunya. Sebuah kemenangan bagiku tentunya dapat melebarkan senyum sumringah keduanya. Mungkin bagi kebanyakan orang itu hal biasa, tapi bagiku adalah sesuatu yang luar biasa. Dengan segala keterbatasan yang ada rencana yang sudah pernah aku bicarakan dapat terlaksana dengan baik meski masih ada sedikit hal yang harus diperbaiki dalam berwisata selanjutnya.

Salam,
Berlin 23.07.2010 12.09