Tuesday, July 27, 2010

Percaturan Kehidupan

Tak lama setelah menyelesaikan liburan dari Indonesia dan kembali beraktifitas di KBRI Berlin, ada aktifitas baru bagi sebagian rekan kerja yang sudah lama tidak aku temukan dalam suasana lingkunganku. Catur, sebuah permainan yang cukup sulit untuk kujalani, tapi ternyata tidak bagi sebagian yang lain.

Meski sewaktu kecil aku pernah menjadi juara 1 lomba catur antar RT dalam rangka HUT RI waktu itu, namun beranjak dewasa dan tua ini rasa-rasanya cukup berat untuk menyentuh kembali bidak-bidak dalam kotak hitam dan putih itu. Berat rasanya untuk duduk berhadapan dengan seseorang untuk dalam waktu yang cukup lama, karena sudah dapat dipastikan bahwa kalau aku bermain catur tidaklah cukup waktu 30 menit untuk menyelesaikan hingga skak mat.

Menurutku kemunculan permainan ini seiring dengan dilombakannya Catur dalam HUT RI kali ini membawa angin sejuk bagi si Komar dan Pak Awang serta beberapa rekan driver yang biasa standby di Keller. Untuk membunuh waktu yang ada, sungguhlah Catur menjadi ajang penyaluran bakat yang tidak membosankan. Permainan catur bukanlah permainan eksakta yang pergerakannya dapat ditebak, tapi lebih rumit dari itu semua.

Setiap bidak memiliki peran masing-masing. Namunlah Raja lah yang paling utama, karena tanpa seorang Raja -pemimpin- tentulah bidak-bidak yang lain sudah tidak dapat dimainkan dalam lembaran hitam dan putih itu. Dalam catur, adalah kejelian untuk melihat suatu visi ke depan, memikirkan 2-3 langkah ke depan. Berusaha membaca pergerakan lawan 2-3 langkah ke depan. Berusaha membaca pergerakan lawan artinya kita diminta untuk dapat melihat bidak itu dalam posisi lawan yang sedang bermain. Kalau dicermati dengan baik, secara filosofis Catur merupakan permainan yang penuh makna untuk menuntun kita dalam menetukan arah kehidupan ini. Jadi ingin seperti apakah karakter kita dalam permainan catur?


Salam,
Berlin 12.20 27.07.2010





No comments: