Friday, July 23, 2010

Senyuman Keduanya


-->
-->
Rutinitas dalam bekerja telah dimulai. Bahkan sehari ketika jetlag masih membayangi, tanggung jawab dalam bekerja sudah menanti. Menjemput dan menemani tamu yang merupakan pekerjaan protokoler menjadi tugas pertama yang harus kulaksanakan hingga tengah malam, yang artinya aku harus menahan-nahan rasa kantukku yang sudah mulai merasukiku ketika pukul 18.00 waktu Berlin atau sama dengan jam 23.00 wib. Dan tugas itu baru selesai pukul 23.00 waktu Berlin, berarti aku harus menahan kantuk dan tidak tidur hingga jam 04.00 wib.
Tugas dan tanggung jawab dalam bekerja merupakan hal yang akan dialami oleh semua orang, ntah itu PNS, wiraswasta ataupun para buruh seperti saya ini. Semua memiliki tanggung jawab masing-masing dan sesuai dengan kadarnya ("Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" -QS. Al Baqarah:286). Dari situlah kita patut meyakini bahwa kita akan selalu mampu untuk menghadapi berbagai tantangan hidup ini dengan tanpa membawa beban yang ada ke dalam urusan pribadi kita. Cukuplah lembar-lembar kertas berhenti di depan pintu kantor dan tidak ikut terbawa ke luar hingga memasuki pintu rumah kita.

Begitu pula halnya dengan liburan satu bulan kemaren. Rasanya waktu yang ada di Indonesia hanyalah untuk menikmati kebahagian bersama keluarga dan orang-orang terdekat dan melupakan segala tetek bengek yang ada di salah satu kota paling teratur di eropa, Berlin. Berkunjung ke sana kemari, bercerita dengan sepuas hati dan dengan lantangnya menggelegarkan mulut ini untuk rileks sejenak dengan terbawa selepas-lepasnya yang tentunya tidak pernah kulakukan di Berlin.
Indonesia, bagaimanapun kondisinya adalah negaraku. Dan di sanalah semua cerita tentangku bermuara. Liburan yang sangat memberikan kesan mendalam bagiku dan juga keluargaku. Karena untuk pertama kalinya setalah dua dasawarsa kami tidak bertamasya bersama-sama, meskipun masih terasa kurang dengan tidak bergabungnya sang abang dan keluarganya. Dan itu yang akan menjadi tantangan bagi kami untuk dapat mewujudkannya suatu saat agar dapat menjadwalkan diri dan keluarga demi berkumpul dengan keluarga besar yang sangat berharga.
Kulihat dengan jelas senyum ayah dan ibu. Ya, sebuah senyum kebahagiaan menurutku dapat berkeliling kota-kota lain bersama anak dan cucunya. Sebuah kemenangan bagiku tentunya dapat melebarkan senyum sumringah keduanya. Mungkin bagi kebanyakan orang itu hal biasa, tapi bagiku adalah sesuatu yang luar biasa. Dengan segala keterbatasan yang ada rencana yang sudah pernah aku bicarakan dapat terlaksana dengan baik meski masih ada sedikit hal yang harus diperbaiki dalam berwisata selanjutnya.

Salam,
Berlin 23.07.2010 12.09

No comments: