Thursday, May 6, 2010

Nasib Anak Kos

Rasanya malam ini terasa sepi sekali. Padahal tiap malam aku merasakan hal yang sama seperti ini. Ntahlah kenapa tiba-tiba begitu terasa kesepian ini ya,,,,aneh... hehehe
Kalo dulu sewaktu ngekos nyanyinya 'nasib anak kos' sulit makan, sulit jajan, serba sulit, makanya mending ngendon di kos-kosan aja, kalaupun jalan ya jalan-jalan ya paling muter-muter semarang, trus kalo lagi gila-gilaan ya nongkrong di pelabuhan Tanjung Mas malem-malem cuman ngeliat orang mancing sama ngeliat orang-orang bongkar muat barang dari kapal ke truk.. kegiatan yang aneh bukan? tapi aku menikmatinya... hehehe

Nah sekarang di Jerman nyanyinya apa ya?? hahaha,,, gak jauh beda kayaknya deh kaya jaman-jaman ngekos dulu, tetep aja menyepi di dalam kamar main game. baca-baca artikel.Ya kelebihannya sekarang cuman bisa internetan aja, jadi gak perlu ke warnet. Coba kalo gak ada wifi, bisa kaya hidup di tengah hutan beneran deh... daerah wisma ini udah cuman adanya komplek perumahan, jadinya ya mau apalagi kalo gak ngendon di kamar jal? hohoho

Ternyata perjuangan untuk hidup terus bergulir sesuai dengan waktu dan kapasitasnya. Sewaktu kuliah kita berjuang untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik dan kemudian dapat menyelesaikannya hingga wisuda. Begitu wisuda, maka jalan hidup ternyata belum berhenti, masih banyak jalan-jalan lain yang harus di planning untuk menyambung hidup ini. Mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup diawal-awal bekerja adalah sesuatu yang terbilang tanpa arah, artinya belum terpikirkan untuk menabung guna kepentingan masa depan karena dengan gaji yang pas-pasan hanya dapat menolong diri sendiri untuk bertahan hidup agar terhindar dari belas kasihan orang lain.

Nah, mungkin tahun kedua kerja yang menurutku merupakan tahun-tahun tersulit. Dengan kondisi keuangan yang agak membaik, namun hanya dapat menyisihkan beberapa ratus ribu untuk bekal planning selanjutnya biaya pernikahan tentunya. Berpikir dan terus berpikir tentang hitungan karena sudah tidak mungkin lagi bagiku sebagai laki-laki untuk meminta belas kasihan orang tua guna membiayai kepentingan pribadiku sendiri. Ditambah lagi dengan pesan Ayah yang memang sudah tidak dapat membantu secara finansial pada kami.

Mungkin itu juga yang menjadi cambuk dan doa. Ternyata memang rejeki tidak kemana. Mau dicari dari kantor ke kantor juga gak akan dapat kalau memang belum waktunya. Berusaha melamar pekerjaan lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik ternyata selalu mentok di tengah jalan. Untung aku tidak terlalu ambil pusing dengan kegagalan-kegalan tersebut, sehingga tidak perlu berstres-stres ria. Bahkan tanpa diduga malah datang tawaran yang tak pernah dinyana-nyanya to.. Segala sesuatu selalu ada hikmahnya. Andai sewaktu melamar kemudian aku diterima di kantor yang baru, dan kemudian tak berapa lama datang tawaran ke Jerman ini, pasti sedikit sulit bagiku untuk memutuskannya, apalagi jika perusahaan yang baru tersebut mensyaratkan penalty bagi karyawan baru yang akan mengundurkan diri, wah pasti suruh bayar kan ya... hehehe.. Allah selalu lebih tahu yang terbaik untuk hambaNya. Jadi, tetaplah berusaha dengan sebaik mungkin, apapun yang akan terjadi sudah menjadi ketentuan dari Allah bahwa itu merupakan jalan terbaik yang harus kita jalani, jangan pernah menyesal dengan kegagalan yang kita alami, karena dibalik itu semua tersimpan rahasia Ilahi yang tidak kita mengerti. Bravo!

Berlin
23.21 06.05.2010

No comments: